Efektivitas Komunikasi Interaktif Via Internet

Efektivitas Komunikasi Interaktif Via Internet

Internet berawal sebagai media komunikasi. Apapun bisnis Anda, komunikasi ibarat jantung. Entah itu komunikasi oral, visual, maupun tekstual. Tanpa jantung, seseorang tak mungkin hidup. Begitupun bisnis, tanpa komunikasi bisnis tak berjalan. Beberapa dari jenis komunikasi yang ada, kini telah diotomatisasi lewat komputer, atau kita mengakrabinya dengan internet. Pada dasarnya internet tidak memberikan solusi baru yang radikal dalam cara kita berkomunikasi, justru mengintegrasikan teknologi yang ada untuk meningkatkan keefektifan berkomunikasi.

Fungsi internet dapat dikelompokan ke dalam tiga tingkatan yaitu tingkat komunikasi dasar, komunikasi interaktif, serta sumberdaya dan layanan informasi lanjutan.

Ketiganya adalah replika dari komunikasi konvensional yang sering digunakan di era pra-internet. Komunikasi dasar diwujudkan dalam komunikasi satu arah seperti mengirim e-mail atau membaca berita/informasi (news), sementara kalau komunikasi interaktif ada feedback yang cepat dan real time. Sedangkan untuk sumberdaya dan layanan informasi lanjutan adalah segala sesuatu yang terkait dengan pengiriman data. Bagi perusahaan, ketiganya sangat berman-faat untuk tujuan berinteraksi dengan Tertanggung, mitra bisnis, maupun online meeting.

Kali ini secara khusus saya akan menyoroti komunikasi interaktif via internet, terutama yang terjadi di dalam lingkungan Asuransi Jasindo. Sayang sekali, sejak kehadiran menu Forum Interaktif dalam website www.asuransijasindo.co.id, belum banyak kalangan internal yang memanfaatkan media ini sebagai sarana komunikasi yang cepat dan efektif. Hal ini mungkin ter-jadi karena faktor tidak biasa menggunakan internet, malas belajar karena berpikiran bahwa belajar internet sulit, atau sebab lain yakni keterbatasan sarana. Semua alasan itu ada baiknya mulai sekarang dibuang jauh-jauh. Ada dua adagium yang bisa dija-dikan jawaban atas alasan-alasan tersebut: tak kenal maka tak sayang dan banyak jalan menuju roma.

Semakin tak mau mengenali apa itu internet dan efektivitas komunikasi yang diciptakannya, langkah kita akan tertinggal jauh di belakang. Tak mampu mengejar laju kecepatan bisnis yang kian berkembang. Begitupun seandainya sarana terbatas, namun sudah kenal cara menggunakannya, jangan terpaku pada keterbatasan fasilitas perusa-haan. Justru harus terus mencari cara lain agar informasi dan perkembangan tetap bisa kita ikuti. Bukankah sudah banyak warnet di sekeliling kita?

Persoalan yang biasa terdapat di dalam cara berkomunikasi adalah mun-culnya gap (kesenjangan) informasi, antara yang benar dan salah, antara yang up to date dan out of date. Un-tuk itulah tujuan Forum Interaktif diadakan. Yakni meminimalisasi gap informasi karena adanya miskomunikasi yang bisa saja terjadi antar unit kerja, sesama rekan kerja, pimpinan dan bawahan, bahkan antara perusahaan dan pelanggan.

Melalui Forum Interaktif, kesim-pangsiuran informasi atau pertanyaan yang belum terjawab bisa segera memperoleh tanggapan dengan cepat. Serta dapat berhemat dari sisi biaya, karena teknologi komunikasi intinya memperpendek jarak dan menekan biaya (cost). Bayangkan jika lebih dari 80 cabang Asuransi Jasindo di seluruh Indonesia memanfatkan dan memahami efektivitas komunikasi via internet, berapa besarnya biaya yang bisa dihemat karena tak perlu waktu atau sesi khusus untuk temu muka antara karyawan dengan pimpinan misalnya, begitupun dengan Tertanggung. Tertanggung tetap bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan dalam waktu relatif singkat.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dinamika perkembangan bisnis saat ini hanya mampu diimbangi oleh seberapa cepat kemampuan kita beradaptasi dengan teknologi. Khususnya teknologi komunikasi via internet. Nah, tunggu apa lagi?

http://www.jasindo.co.id/popups/articleswindow.php?id=99&print=print
Read More
Pentingkah Brand Image

Pentingkah Brand Image

“Brand Image” sangat penting bagi kita yang bergerak di bidang bisnis, baik kecil maupun besar. Apapun namanya bisnis/ usaha kita “brand image” sangatlah penting kita bangun guna menciptakan loyalitas konsumen terhadap bisnis kita, minimal bisnis kita dikenal baik oleh masyarakat/konsumen tersebut.

Dalam komunikasi pemasaran (Marketing Communication), iklan dan promosi mempunyai peran sangat penting dalam membangun suatu “brand image”. Beriklan dan promosi mempunyai target “audience” yang sangat luas, sehingga dalam waktu singkat pesan yang ingin disampaikan tentang “brand image” akan lebih diterima oleh masyarakat/konsumen. Dalam melakukan aktifitas bisnis tidak mustahil kita sebagai pelaku bisnis akan melupakan yang namanya iklan dan promosi, darimana konsumen akan mengenal barang jualan kita.

Sadar atau tidak dengan beriklan kita sedang membangun “brand image” tentang bisnis/usaha yang sedang kita jalankan. Ada beberapa contoh yang bisa kita lakukan dalam membangun sebuah “brand image”:

1. Desain kemasan, termasuk tulisan/pesan yang ingin disampaikan.

2. Event, Promosi di toko, promosi di tempat umum dan kegiatan “below the line” lainnya.

3. “Publik Relations” iklan yang bersifat tidak langsung.

4. Kegiatan-kegiatan sosial untuk komunitas atau “Corporate Social Responsibility” (CSR)

5. “Customer Service” juga sangat berperan penting dalam membangun “brand image”, tugasnya adalah bagaimana cara menangani keluhan, masukan konsumen sebelum dan setelah terjadi transaksi.

6. Karyawan yang bekerja di bagian lini terdepan (front liners) apakah sebagai penjual, kasir, resepsionis dll, sangat berperan penting dalam membangun suatu “brand image” suatu perusahaan.

7. Personal branding juga ikut andil dalam pembentukan “brand image” perusahaan, apalagi kita sebagai pelaku bisnis yang “one man show” juga sekaligus menjadi sebagai kreator dari bisnis kita.

Baik buruknya dari semua jenis komunikasi di atas tergantung dari kegiatan suatu perusahaan, semuanya dapat dikontrol/ dikendalikan. Komplikasi justru akan muncul dari kegiatan-kegiatan seputar “brand” oleh pihak lain yang tidak bisa dikontrol oleh perusahaan (owner) misalnya komunikasi oleh konsumen langsung. Mereka bisa menyebarkan kepada “network”nya berita atau pengalaman yang kurang menyenangkan yang mereka alami saat bertransaksi yang diwakili oleh banyak hal termasuk pelayanan oleh “front liners” di perusahaan. Promosi dari “mulut ke mulut” adalah salah satu jenis komunikasi/promosi yang sangat efektif juga sangat berbahaya apabila itu menyangkut publisitas buruk.

Keberadaan internet dari hari ke hari yang makin booming dan hampir semua orang terbiasa dengan yang satu ini. Di satu sisi sangat menguntungkan kita sebagai pelaku bisnis tapi di sisi lain menjadi bumerang. Kecepatan penyebaran berita bias berlipat-lipat hanya dalam satu klik. Mereka pengguna internet bisa menuliskan pengalaman bertransaksi dengan “brand” dari sudut pandang mana saja, tanpa bisa diatur-atur seperti halnya berhubungan dengan tradisional media.

Jadi, pada dasarnya perusahaan (owner) perlu memperhatikan suatu elemen komunikasi dalam bentuk apapun yang menghubungkan konsumen dengan “brand image” perusahaan. Minimalkan kemungkinan terjadinya ketidakpuasan pelanggan/konsumen sehingga berita seputar “brand” selalu merupakan berita baik. Dengan demikian akan terjadi hubungan yang harmonis antara konsumen dan perusahaan.

Mari kita bangun “brand image” tentang usaha/bisnis kita masing-masing sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita. Saya yakin dengan terbentuknya “brand image” yang baik dan kuat masyarakat/konsumen pun akan loyal terhadap bisnis kita.

Terakhir yang ingin saya sampaikan disini adalah berdo’a dan berdo’a kepada sang pencipta alam semesta karena berkat kehendakNyalah kita dan bisnis kita lahir. Jadi manfaatkanlah karunia ini sebaik-baiknya, gunakan segala peluang yang ada sesuai dengan kemampuan masing.

Semoga bermanfaat bagi teman TDA dan MM Jaksel khususnya bagi saya pribadi dan keluarga.

Salam sukses,

Junaedi
www.maximart.co.cc

http://mastermindjaksel.com/pentingkah-brand-image/
Read More
Merek (Brand) Terbaik Dunia Sepanjang Masa

Merek (Brand) Terbaik Dunia Sepanjang Masa

Merek (Brand) Terbaik Dunia Sepanjang Masa
oleh : RKY REFRINAL PATTIRADJAWANE
Merek adalah kekayaan hakiki sebuah sebuah industri/perusahaan. Apapun dilakukan orang untuk membangun ekuitas atas merek, yang kemudian lebih dikenal sebagai ‘Brand Equity’.
Nilai sebuah perusahaan tidaklah terletak pada jumlah asset-asetnya semata, seperti gedung perkantoran, pabrik, mesin-mesin produksi dan inventaris lainnya, namun termasuk kedalamnya nilai dari ekuitas dari merek tersebut. Jadi ketika terjadi akuisisi pada sebuah perusahaan, seperti yang terjadi pada Sampoerna, maka harga sebuah perusahaan adalah penjumlahan dari corporate equity dan Brand Equity. Jika diberi prosentase maka nilai Brand equity mencapai 90% bahkan lebih dan nilai corporate equity hanya maksimal 10% dari total nilai.
SELAYANG PANDANG TENTANG EKUITAS MEREK
Ekuitas atas merek (Brand Equity) menjadi pembahasan dan perdebatan para ahli strategi pemasaran di seluruh penjuru bumi dari masa ke masa, selama berabad-abad lamanya. Ratusan bahkan miliaran rupiah dikeluarkan untuk melakukan riset-riset untuk mencari merek-merek terbaik pada wilayah sebuah negara, bahkan diseluruh dunia. Lembaga-lembaga riset pun melakukan penelitian secara berkesinambungan untuk mencari dan memilih merek-merek terbaik pada berbagai kategori untuk memperoleh penghargaan (award).
Di Indonesia, kita mengenal banyak sekali penghargaan yang dianugerahkan untuk merek-merek terbaik di negeri ini. Dan lembaga/badan riset yang berkompeten untuk hal ini diantaranya Frontier untuk Indonesia Customer Satisfactions Award (ICSA), MARS untuk Indonesia Best Brand Award (IBBA), MarkPlus untuk Superbrand, dan lain sebagainya.
Penghargaan-penghargaan tersebut merupakan kebanggaan bagi merek yang terpilih sebagai merek terbaik, dan keberhasilan itu dapat dijadikan indikator keberhasilan dan prestasi sebuah merek di pasar. Award tersebut merupakan materi iklan yang sangat baik untuk makin meningkatkan nilai ekuitas atas merek tersebut. Hampir semua produk yang memperoleh award menjadikan award tersebut sebagai salah satu attribute produk yang dibuat sangat menonjol diantara attribute lainnya, sehingga kita dapat melihatnya sebagai bagian dari design kemasan. Konsumen pun tidak jarang menjadikan penghargaan tersebut sebagai alasan utama untuk tetap loyal terhadap merek yang digunakan saat ini (customer loyalty), mencoba merek tersebut (switcher) atau melakukan migrasi (customer migration), serta meninggalkan merek yang selama ini mereka gunakan (customer competitor).
Dari sini dapat ditarik hipotesa bahwa penghargaan atas merek dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen atas merek pada kategori yang sama yang tidak ada subtitusinya, bahkan pindah ke merek lain walau beda kategori sekalipun, selama merek tersebut sesuai dengan ekspektasi konsumen.
SEKILAS TENTANG METODA RISET
Untuk mengukur brand value (brand equity), proses pengidentifikasian hingga decision dilakukan dengan penelitian di lapangan dengan menggunakan metoda riset yang didesain dengan begitu baik dan terukur. Untuk penelitian lapangan, pengambilan sample dilakukan dengan probabilistic sampling, sehingga margins of error (MOE) bisa ditentukan. Total sample yang digunakan dengan asumsi populasinya infinite, jadi secara statistik, jika populasi melewati jumlah tertentu bisa dianggap infinite atau tak terhingga, secara total setiap sample memiliki MOE 1,79 %, dengan tingkat kepercayaan 95%. Pengambilan sampling dalam pemilihan merek terbaik menggunakan metode multistage random sampling, yakni random sampling secara bertahap. Perhitungan brand value (brand equity) dilakukan dengan menggunakan kaidah mutually exlusive weighting factors, sehingga hasilnya dapat digeneralisir.
Dengan metoda riset inilah pemilihan merek terbaik di Indonesia, mungkin juga di negera-negara lain di dunia dilakukan dan metoda ini hingga saat ini tetap digunakan untuk menentukan merek-merek terbaik di sebuah kawasan. Beberapa diantaranya telah memperoleh penghargaan beberapa kali karena mampu mempertahankan kinerja merek tersebut di mata pelanggan, diantara Garuda Indonesia untuk kategori penerbangan, Citibank untuk kategori kartu kredit, Kompas untuk kategori surat khabar, Kartini untuk kategori majalah, Electrolux untuk kategori elektronik, Coca Cola untuk kategori minuman, Philips untuk kategori lampu, Hawlet Packard untuk kategori Komputer, Canon untuk kategori printer, Sony untuk kategori kamera, Rinso untuk kategori detergen dan lain sebagainya.
EKUITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK
Sebelum berbicara lebih jauh tentang ekuitas merek dan loyalitas merek, maka sebaiknya kita memahami dimensi-dimensi kedua hal tersebut secara baik. Tingkatan dimensi ekuitas merek, secara berturut-turut dari tingkatan yang paling rendah, adalah kesadaran merek (brand awareness), persepsi kualitas merek (brand perceived quality), assosiasi merek (brand association) dan loyalitas merek (brand loyalty). Hampir tidak mungkin, bahkan dipastikan tidak mungkin (imposible) sebuah merek mencapai dimensi/tahapan brand loyalty tanpa melalui dimensi dan tahapan sebelumnya.
Berdasarkan tingkatan loyalitas dan kepuasan, terbagi atas 4 tingkatan. Tingkatan loyalitas keempat disebut Habitual Buyer, dimana konsumen yang puas terhadap produk, dalam mengkonsumsi suatu produk bersifat kebiasaan dan konsumen ini tidak ada masalah jika harus berpindah produk jika produk tersebut memberikan ketidakpuasan.
Tingkatan loyalitas ketiga disebut Satisfied Buyer, dimana pada dasarnya konsumen puas, namun sebetulnya mereka menanggung biaya peralihan (switching cost), biaya, waktu, dan uang, atau resiko kinerja berkenaan dengan tindakan beralih merek.
Tingkatan loyalitas kedua adalah Like the Brand, dimana konsumen yang sungguh-sungguh menyukai merek dan menganggap merek sebagai sahabat, serta tingkatan loyalitas pertama, yang merupakan tingkatan tertinggi disebut Commited Buyer, dimana pelanggan yang setia, mempunyai kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pelanggan dari merek. Pada tingkat ini salah satu ciri loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. Sama halnya dengan ekuitas merek, maka tidak satupun merek yang ada, bahkan tidak mungkin untuk merek terbaik dunia sekalipun, yang memiliki tingkat loyalitas konsumen atas merek mencapai tahapan commited buyer tanpa melewati empat tingkatan-tingkatan sebelumnya.
Beberapa pertanyaan besar yang harus kita jawab saat ini adalah, seberapa akurat metoda riset untuk pemilihan metoda riset tersebut? Benarkah Garuda Indonesia, Citibank, Kompas, Kartini, Electrolux, Coca Cola, Philips dan Hawlet Packard, benar-benar memiliki nilai kepantasan hakiki sebagai merek terbaik? Jika tidak, lalu tahukah dan sadarkan anda siapa dan apa merek terbaik dunia sesungguhnya sepanjang masa?
MEREK TERBAIK DUNIA SEPANJANG MASA
Jika kita menyadari sepenuhnya tentang hakikat sebuah merek, maka tidak perlu membuat research design untuk menentukan sebuah merek terbaik, karena cukup menggunakan hati nurani dan ketajaman berfikir. Metoda yang digunakan adalah keikhlasan, kerendah hatian, kesyukuran dan kecerdasan intelektual sebagai manusia.
Merek tersebut dibuat atas kesadaran, kesepakatan dan kecintaan yang begitu tinggi. Setiap proses produksi belum tentu menghasilkan output seketika. Butuh kesabaran yang begitu tinggi, karena ’berhasil atau tidaknya’ produk sangat bergantung pada ’kekuatan lain’ dan takdir. Perangkat produksi pun di desain dengan sedemikian unik dan sempurna, dan menjamin setiap output yang dihasilkan pada proses produksi itu pun adalah unik dan memiliki differensiasi, bahkan terdifferensiasi seketika. Ketika ‘kekuatan’ lain menghendaki jadi, maka jadilah!
Produk tersebut. Proses pembentukan hingga menjadi bentuk produk yang defenitif memakan waktu berbulan-bulan lamanya dan selama proses itu berlangsung dan proses produksi menggunakan materi-materi terbaik dan melibatkan quality control yang ‘maha ahli’ di bidangnya, sehingga kualitasnya tak dapat diragukan sedikitpun.
Proses produksi akan terus berlangsung seiring dengan berjalannya waktu dan musim yang berganti. Berbulan-bulan lamanya selama masa proses berlangsung, produk tersebut mendapat tambahan materi yang sangat tinggi kualitasnya dari produsen. Tidak hanya itu, selama proses produksi berlangsung begitu banyak hal yang terjadi, dilakukan dan dikorbankan, sebagai komitmen atas kualitas produk dan ekuitas merek. Dan semua itu dilakukan dengan segala keihlasan dan kebanggaan sebagai produsen sejati. Harapan sebagai manufacturer tidaklah banyak, kelak ketika produk tersebut siap di lounching, maka produk tersebut benar-benar memiliki kesempurnaan, tanpa cacat produksi sedikitpun, dan kalaupun ada diusahakan seminimal mungkin. Kalaupun itu terjadi, produk itu tidak dapat dikatakan sebagai ’produk gagal’ karena begitu banyak ’kebesaran’ lain dan ’keunggulan’ lain pada produk tersebut.
Tidak ada satupun produk di dunia ini dibuat dengan segala keihlasan dan tanggung jawab yang tinggi. Bahkan ekuitas atas merek tidak dapat dinilai dengan metoda riset dan statistik secanggih apapun karena ke-takternilaiaan-nya. Hal ini menjadi salah satu alasan kenapa produsen tidak pernah berpikir menjual produk tersebut, bahkan jangankan berpikir, terlintas pun tidak!. Jauh sebelum diluncurkan, produk ini telah memiliki portfolio yang sangat detail dan jelas, bahkan masa depannya sudah direncanakan dengan sedemikian baiknya. Ekuitas atas merek bahkan melewati empat tahapan sekaligus dan langsung mencapai tingkatan ekuitas tertinggi, yaitu Brand Loyalty.
Brand awarness dibangun dengan memberikan nama yang baik dan dalam nama itu terkandung makna dan nilai yang begitu tinggi, dimana awareness atas merek dibangun dengan sedemikian baiknya secara terus menerus (continue) sepanjang daur hidup produk itu berlangsung. Brand perceived quality dan brand association pun ditanamkan saat itu juga, dengan komitmen yang teguh dan tekad untuk menjadikan merek tersebut menjadi brand yang memiliki masa depan, bahkan benar-benar di assosiasikan sebagai ’brand dari masa depan’ tanpa ada hal-hal yang meragukan sedikit pun.
Demikian halnya dengan ekuitas atas merek (brand equity), loyalitas atas merek (brand loyalty) atas produk tersebut langsung menempati tingkatan tertinggi, yaitu like the brand dan commited buyer. Produsen benar-benar bangga terharap produk tersebut, menjadikannya sahabat dan merekomendasikan produk tersebut ke setiap market sebagai merek terbaik dengan berbagai nilai tambah sebagai differensiasi. Tidak ada satupun merek yang diproduksi di dunia ini, yang seketika diluncurkan (lounching) langsung menjadi produk dengan ekuitas merek tertinggi dan loyalitas terbaik, kecuali produk tersebut. Differensiasi atas produk tersebut hampir tidak dapat diukur karena begitu uniknya dan memiliki karakteristik yang begitu tinggi.
Anehnya, walaupun memiliki brand value dan loyalty yang sangat baik, produsen tidak pernah berniat menjualnya, bahkan produsen terus menerus melakukan apa saja tanpa mengenal batas ruang dan waktu untuk meningkatkan brand value index, yang sebetulnya sudah sangat baik dan tak mampu diukur oleh semua sumber daya teknologi, secanggih apapun.
TAHUKAH ANDA BRAND TERBAIK DUNIA ITU?
Cobalah renungkan sejenak, sadari dengan segala keikhlasan yang ada dan Demi ALLAH! Merek terbaik dunia sepanjang masa itu tidak lain adalah nama saya, nama anda dan nama-nama mereka. Soekarno, Soeharto, Bachruddin Yusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, Lies Sudianti, Jamil Azzani, Iwan Pramana, Yeri Afrizon, Mawardi Djucli, Gaaoenarjadi Goenawan, Oten Prabowo, Yan Yan Peliyana, Faisal Nasoetion, Yandra, Dadang, Wiwik, Asdar, Azhar, Rohim, Udin, Aswin, Aulia, Dindin dan nama-nama lainnya adalah merek terbaik, diantara merek-merek terbaik sepanjang masa, tidak hanya di dunia, juga akhirat. Dan orang tua kita, terutama Ibu-Ibu kita adalah produsen terbaik dunia, yang telah mengandung, melahirkan, membesarkan dan mendoakan kita, tanpa ada sedikitpun pamrih.
Bayangkanlah sejenak dan pikirkanlah, apakah ada produk yang diberi merek nama-nama kita, dikelola sedemikian baiknya nyaris tanpa pamrih? Mungkin sepanjang kita hidup, sejak terjadi fertilisasi (pembuahan) hingga saat ini, sebetulnya kita telah ’membebani’ hidupnya.
Ketika fertilisasi terjadi ’kita’ telah membuat ibu-ibu kita merasakan mual yang teramat sangat dan muntah-muntah yang menyiksa, namun ’siksaan’ itu diterima dengan segala kegembiraan dan kesyukuran. Kemudian selama lebih dari sembilan bulan lamanya, kita ’kembali membebaninya’ diangkut kemana-mana sepanjang siang dan malam, dijaga sedemikian rupa penuh kehati-hatian, dan makanan yang diberikan pada kita selama dalam kandungan berasal dari kualitas terbaik dari darahnya, bahkan ketika beliau dalam keadaan sakit dan laparpun, kita tetap memperoleh suplai makanan dari darah terbaik yang sebetulnya merupakan cadangan energi baginya.
Sembilan bulan itu adalah masa yang begitu panjang, dan bahkan tidak ada ’kuli’ yang bersedia dibayar untuk memanggul beban selama itu. Ibu-Ibu kita mempertaruhkan hidupnya ketika melahirkan, berjuang antara hidup dan mati, menahan rasa sakit yang tiada tara dan banyaknya pembuluh darah pecah dan sel-sel yang rusak ketika proses melahirkan itu berlangsung. Butuh waktu paling sedikit 40 hari untuk mengembalikan kondisi tubuh beliau ke kondisi semula, namun belum tentu seperti sedia kala. Setelah lahir, kita disusui selama berbulan-bulan lamanya, dan susu itu terbuat dari darah dari kualitas terbaik, yang sebetulnya lebih dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Siang dan malam kita dijaga dengan hatinya, memandikan kita dengan penuh cinta, membersihkan kotoran kita dengan tangan kanannya, dan dalam setiap helaan nafasnya, sepanjang siang dan malam terpanjat doa dan harap semoga kita cepat besar dan kelak menjadi manusia yang berguna.
Dengan penuh kesabaran beliau ajarkan kita merangkak, berjalan dan mengenal semua yang ada di dunia untuk pertama kalinya. Beliau adalah insan mulia yang pertama kali mengajarkan kita mengenal ALLAH, menuntun tangan kita menulis dan mengajarkan kita membaca, dengan harapan kelak kita bisa membaca keadaan dan belajar tentang hidup di jalan yang lurus. Beliau bangun ketika kita masih terlelap pulas dalam buaian mimpi, ruku dan sujud, serta menegadahkan wajah dan tangan ke langit, memohon tanpa henti pada Sang Khaliq untuk kebahagiaan seorang anak, yang bahkan belum tentu berguna baginya. Pun demikian, beliau tidur ketika kita telah pulas tertidur, dan sebelum tidur beliau sempatkan memandangi wajah kita dengan segala kecintaan, membelai dan mencium kening kita, sebelum beliau tidur. Ibu-Ibu kita menjalankan fungsi sebagai ’customer service’ terbaik di dunia ini, dan tak ada ilmu manajemen, pemasaran dan strategy manapun yang mengajarkan ini.
Masih segar dalam ingatan saya, bagaimana sibuknya Ibu ketika saya akan berangkat sekolah beliau menyiapkan makanan dan menyuapkan nasi dengan sabar sesuap demi sesuap ke mulut ini sembari menunggu bis ditepi jalan. Dikemudian hari, dimasa ini barulah saya sadar, betapa suap demi suap nasi itu ternyata dikonversi sebagai sumber energi bagi otak, untuk belajar, untuk berfikir dan menjadikan saya manusia seperti sekarang ini.
Perempuan inspirasi hidup itu dengan sabar menunggu setiap hari di depan pintu rumah hingga anak-anaknya pulang sekolah, dan menanyakan pelajaran hari itu. Ketika telah dewasa seperti sekarang ini pun beliau masih tetap setia menunggu saya pulang di depan pintu rumah, masih seperti dulu dan tak ada yang berubah. Setiap kepahitan hidup dilalui dengan senyum ikhlas, tak ada kebahagiaan baginya kecuali melihat kami bahagia. Semua kesedihan hidup mampu beliau simpan dengan sempurna, tak terlihat dan seakan-akan tidak ada apa-apa. Ibu selalu meyakinkan kami untuk terus belajar dan melanjutkan sekolah, apapun yang terjadi.
Diantara semua anak-anak mungkin saya paling dekat dengan Ibu, beliau tidak hanya sebagai ibu, melainkan juga sahabat dan tempat untuk mencurahkan cinta dan pengabdian seorang anak. Saya sangat mencintainya sepanjang hayat, tak ada yang lebih membahagiakan saya kecuali membahagiakannya, tak ada yang lebih berharga bagi saya, kecuali memiliki kecintaan yang sedemikian besar pada perempuan itu.
Sepenuhnya saya sadar, apapun yang saya lakukan tak akan mampu membayar apa yang telah beliau lakukan selama ini. Tak ada satupun ilmu akutansi manajerial yang mampu menghitung dan mengkonversi segala pengorbanan, pengabdian dan keikhlasan beliau dalam bentuk indeks, uang dan angka.
Ibu-ibu kita adalah pribadi yang unik, bahkan mereka tidak pernah menghitung apapun yang mereka lakukan, karena semuanya dilandasi cinta tanpa batas dan keihlasan tanpa pamrih sedikitpun. Membalas jasanya saja sudah tidak mungkin, lalu apakah pada tempatnya jika setelah apa yang beliau lakukan, kita melawan, mendurhakai, bahkan memperlakukan Ibu-Ibu kita tidak pada tempatnya.
ALLAH mengajarkan, janganlah sekali-kali mengatakan ’ah’ pada ibu kita, bahkan makna yang lebih dalam, jangankan berkata ’ah’ dimulut, jika mungkin di hati pun jangan!
HARI INI YANG TERBAIK, TIDAK ADA ALASAN UNTUK GAGAL
Jadi, apakah ada merek yang lebih baik di dunia ini selain nama-nama kita? Adakah produk yang dikelola sebaik dan sesempurna itu? Bahkan sejak proses produksi, selama proses produksi dan pasca produksi? Ibu kita sesungguhnya adalah produsen terbaik dunia bahkan akhirat yang memproduksi tanpa mengharapkan sama sekali return of equity (ROE) bahkan return of investment (ROI) padahal begitu banyak harta baik yang berwujud ataupun tidak yang telah dikorbankan untuk membangun ekuitas nama kita, sebagai merek dari masa depan. Kita adalah inspirasi hidup Ibu kita, dan sudah selayaknya kita jadikan Ibu kita inspirasi hidup pula.
Sebagai merek terbaik dunia, maka banyak alasan untuk berhasil, namun tak satupun alasan untuk gagal. Jadikan setiap hari merupakan hari yang terbaik, rubahlah apa yang perlu dirubah dan belajarlah dari kehidupan yang kita jalani. Harus kita akui bahwa kita tak bisa mengubah masa lalu, namun perlu diingat, kita bisa melukis masa depan. Tak ada yang lebih berharga bagi seorang manusia, kecuali memiliki ilmu yang berguna dan ilmu itu bermanfaat bagi orang lain.
Dari sini kita bisa belajar, bahwa ALLAH memberikan kita kemuliaan sebagai manusia, dan dianugerahkan kemuliaan seorang Ibu. Selayaknya kita menghasilkan merek-merek yang lebih baik lagi, dengan melakukan benchmarking terhadap apa yang telah dilakukan oleh Ibu-Ibu kita. Apa yang tertulis adalah sebagian kecil dari sebagian kecil cerita tentang Ibu yang terungkap, begitu banyak bahkan tidak bisa kita ceritakan, karena begitu banyaknya, baik yang terlihat ataupun tidak terlihat. Namun hampir tidak seorangpun bisa membantah, bahwa hampir semua orang menjadikan Ibu sebagai insiprasi hidup!! Setelah ini, pulanglah ke rumah, temui Ibumu yang selalu menunggumu pulang dan selalu mencintaimu, walaupun kamu selalu melawannya, berkata dengan suara lebih nyaring dan lebih tinggi darinya, bahkan hampir setiap nasehatnya kamu abaikan, padahal itu adalah wujud cinta kasih, pengabdian dan pemenuhan janjinya kepada Sang Khaliq.
Pulanglah, dan mintalah maaf dan restu pada insan yang selalu memuliakanmu, dengan tak memperdulikan apapun yang kamu lakukan atasnya. Lihatlah matanya yang mulai redup, kulitnya yang mulai kusam dihiasi keriput, pertanda betapa banyak penderitaan tak terungkap dan cukup ALLAH yang tahu tentang hal itu. Namun semua penderitaan itu adalah kebahagiaan untuknya. Mulai hari ini upayakanlah mata itu terus berbinar dan ciumlah pipi dan keningnya setiap hari, seperti yang telah dia lakukan padamu selama ini, dan menjadikanmu seperti sekarang ini.
Pulanglah, temui Ibumu. Karena tak ada lagi waktu, bahkan tak akan pernah bisa kamu menggantikan semua usaha yang telah dia lakukan untukmu, karena tak terhitung dengan uang bahkan apapun yang kini kamu miliki. Temuilah dia dan katakan bahwa betapa kamu mencintainya, dengan segenap hati, jiwa dan raga. Pulanglah, temui Ibumu. Karena waktu tak lagi banyak, buatlah hari yang tersisa ini sebagai hari-hari yang penuh kenangan. Kenangan yang akan selalu ada dan hidup bersamamu, pun ketika beliau pergi ke pelukan ALLAH.
Pulanglah, temui Ibumu. Berbaktilah dan berdoalah untuknya sepanjang kamu hidup! Dan untuk menjadi pemasar terbaik maka tidak hanya pengetahuan dan pembelajaran tentang hakikat dunia yang harus kamu kuasai, melainkan ada sesuatu yang mutlak harus kamu lakukan dan tak ada tawar menawar untuk itu, jika memang kamu memiliki komitmen sebagai seorang pemasar yang baik, yaitu doa dan restu Ibumu, karena dia adalah manufacturer terbaik di dunia ini, yang telah bersusah payah menjadikanmu seperti sekarang ini, Brand Terbaik Dunia, Sepanjang Masa!
* Penulis, Senior Project Management for Equipment & Tecnology Consultant, Islamic Develompent Bank (IDB) Sulawesi Region – Indonesia

http://www.pustakanilna.com/intermedia/merek-brand-terbaik-dunia-sepanjang-masa
Read More
Evolusi Nokia Komunikator

Evolusi Nokia Komunikator







Ponsel ini memang unik. Diproduksi tidak terlalu banyak. Hingga kini baru sekitar 7 seri Nokia komunikator yang telah dikeluarkan di pasaran. Padahal umurnya sudah 10 tahun lebih. Tapi disitulah kehebatan seri ini. Karena jarang dikeluarkan maka jutaan orang di seluruh dunia mengejarnya. Terutama di Indonesia. Walau termasuk Negara miskin namun Indonesia merupakan Negara pengguna komunikator terbesar di dunia..
Bahkan peluncuran perdana dilakukan di Indonesia dengan pembelian lelang yang dimenangkan oleh Hartono Gunawan dengan harga 45 juta.
Berikut ini seri Nokia komunikator yang pertama sampai keluaran terbaru tahun 2007 kemarin.


Nokia 9000/9000i
Pertama kali dikenalkan pada tahun 1996. Ukuran dan bobotnya lebih besar bila dibandingkan dengan komunikator terkini.

Nokia 9000i merupakan versi upgrade dari seri 9000. Bedanya hanya terletak pada software yang lebih lengkap. Seperti sistem penanggalan yang lebih canggih dan layanan internet berbasis teknologi smart messaging.

Nokia 9110/9110i
Perubahan besar diseri ini dibandingkan sebelumnya adalah bobotnya yang makin ringan plus penambahan slot memori eksternal.
Seperti biasa, pada Nokia 9110i hanya ditambahkan beberapa software.

Nokia 9210/9210i
Ini cikal bakal komunikator sesungguhnya. Karena sudah menggunakan sistem operasi Symbian. Yang kemudian menjadi sistem operasi dibeberapa ponsel Nokia keluaran terbaru. Seri ini juga memiliki kelengkapan yang lebih baik daripada seri sebelumnya yaitu layar berwarna, prosesor ARM serta kemampuan mengirim dan menerima fax.

Pada Nokia 9210i papan keypad dan co-label (label pada cover) sisi bagian atas berwarna perak, memori internal lebih besar dan cepat, browser www yang lebih maju yang mendukung java script, mendukung video streaming HSCSD, flash player, dan dapat mengunci kartu memori

Nokia 9500
Hingga saat ini masih menjadi kebanggaan bagi pemiliknya. Telah mengusung SO Symbian v7.os. Memiliki prosesor 150MHz Texas Instruments OMAP Prosesor dan SDRAM 64MB. Beberapa fitur lainnya yaitu 2 layar 65k, WLAN 802.11b, bluetooth audio dan data, kamera VGA dengan digital zoom, keamanan produk lebih baik dengan Ipv6, MIDP2.0, konektor Nokia pop-port mendukung berbagai perangkat tambahan.

Nokia 9300/9300i
Ini adalah versi imut dan simpel dari Nokia 9500. Dikeluarkan pada tahun yang sama guna menggaet konsumen yang menginginkan smart phone praktis dan cerdas. Hampir semua fitur sama dengan 9500. Bedanya seri ini tanpa kamera dan WIFI.

Tak jauh beda dengan 9300, Nokia 9300i hanya ditambah fitur WIFI dan tampilan luar lebih keren dengan warna silver gelap

Nokia E90
Kehadirannya yang sudah ditunggu-tunggu langsung menghebohkan penggemar komunikator. Bahkan rela antri panjang dan bayar lebih mahal untuk mendapatkannya. Bagaimana dengan fitur dan penampilannya? Telah menggunakan Symbian OS v9.2 dengan platform S60 3rd edition padahal komunikator sebelumnya menggunakan S80. E90 juga merupakan komunikator pertama yang mengusung teknologi 3G dan telah terintregasi dengan GPS. (berbagai sumber)
Read More