Windows 7 dan Menanti Robohnya Microsoft

Windows 7 dan Menanti Robohnya Microsoft


Beberapa pekan lalu, Windows 7, sistem operasi termutakhir dari Microsoft diluncurkan dengan penuh suka cita. Semenjak Windows XP dirilis sekitar delapan tahun lampau, Microsoft memang kembali membutuhkan energi baru untuk menyemburatkan asa masa depan – setelah produk Windows Vista mereka mengalami kegagalan pasar yang cukup memilukan.

Make no mistake. Hingga hari ini, Microsoft tetap merupakan raksasa teknologi yang terlalu tangguh untuk dirobohkan begitu saja. Produk andalan mereka, sistem operasi Windows dan aplikasi Office (word, excel, dan powerpoint) masih sangat dominan, dan hampir pasti Anda sekarang juga tengah menggunakannya. Namun dalam berbagai lini lainnya, Microsoft tampak limbung dan tertatih-tatih menegakkan kewibawaannya.

Dalam pertarungan search engine, Microsoft telah lama terkapar takluk dibawah kaki sang raksasa Google. Padahal banyak orang memprediksi, mesin pencari (search engine) merupakan salah satu pilar dari dunia online masa depan. Dan kekalahan Microsoft dari Google dalam arena ini sungguh selalu menebarkan impian kelam bagi para petinggi Microsoft di kantor pusat mereka yang megah di Seattle, Washington.

(Kosa kata Google sungguh tabu diucapkan di kantor pusat Microsoft……Dan ketika salah satu petinggi Microsoft dibajak Google, maka Steve Ballmer, sang CEO Microsoft sungguh marah bukan kepalang hingga ia membanting kursi sampai pecah berkeping-keping. “Those fucking google guys should go to Hell !!!” begitu ia melengking penuh emosi saat itu, ditengah serpihan kursi yang porak poranda…..).

Dipicu oleh semangat untuk menebus kekalahan dari Google, beberapa waktu lalu Microsoft merilis mesin pencari bernama Bing. Dibantu dengan anggaran promosi sebesar 1 trilyun rupiah, Bing memang menawarkan tampilan pencarian yang lebih rancak dibanding Google (silakan klik Bing untuk melihat betapa kerennya tampilan gambar mereka). Hasil pencariannya juga digadang-gadang lebih komprehensif dibanding Google.

Hasilnya lumayan. Pelan namun pasti Bing mulai mencuri pangsa Google, dan di Amerika banyak anak muda dan kaum perempuan yang lebih suka dengan tampilan Bing yang seksi – dibanding display Google yang sekarang kelihatannya terlalu datar. Memang pangsa pasarnya masih jauh ketinggalan (10 % untuk Bing dibanding Google yang memegang angka hingga 70 % untuk pasar pencarian global). Perjalanan Bing memang masing panjang, dan sungguh terlihat betapa Microsoft masih juga terpental-pental mencoba menghampiri langkah Google.

Dalam bidang browser (mesin perambah internet), Microsoft memang mempunyai Internet Explorer, namun aplikasi open source Mozilla Firefox terus merangsek maju. Pangsa pasar Firefox makin naik, mencapai angka 30 % untuk pasar global.

Untuk Indonesia, bahkan kini Firefox telah mampu menaklukkan Internet Explorer (sebagai informasi, 70 % pengunjung blog ini menggunakan Mozilla Firefox, dan hanya 30 % yang menggunakan perambah dari Internet Explorer dari Microsoft). Dalam masa mendatang, Firefox diperkirakan mampu menandingi Explorer; dan itu artinya Microsoft harus rela menanggalkan kekuasannya dalam panggung internet.

Bagaimana dengan aplikasi Office? Sama saja. Kini makin banyak aplikasi gratisan alias open source. Google telah merilis aplikasi gratisan seperti Doc (pesaing Word), dan juga aplikasi kantor lainnya yang gratis untuk menyaingi Excel dan Powerpoint. Dan itu artinya, model bisnis Microsoft kian terancam di masa depan.

Yang paling menggetirkan adalah keterpurukan Microsoft dalam pertarungan aplikasi untuk mobile phone (ponsel). Tak pelak cell phone akan menjadi dunia digital masa depan. Dan kegagalan menguasai pasar aplikasi untuk cell phone adalah sebuah petaka. Dan itulah yang terjadi bagi Microsoft. Dalam arena ini, aplikasi mereka kalah jauh dibanding aplikasi dari Blackberry, ataupun aplikasi iPhone dari Apple. Beberapa saat lagi, Google juga akan merilis sistem operasi gratisan untuk ponsel, yang diberi merk Android. Pendeknya, dalam arena aplikasi untuk cell phone, Microsoft merupakan pecundang, bukan sang penguasa seperti yang terjadi dalam dunia desktop dan notebook.

Kegetiran demi kegetiran semacam diataslah yang membuat peluncuran Windows 7 menjadi sangat berarti bagi Microsoft. Bagi mereka, Windows 7 adalah monumen terkini untuk kembali menyemaikan kejayaan mereka yang mulai terkikis. Beruntung para pengamat memuji sistem operasi baru ini, dan banyak yang memprediksi ia akan kembali berhasil melentingkan bisnis Microsoft.

Namun sampai kapan itu akan terus berlangsung? Kita tidak tahu. Namun ketika pada beragam lini strategis lainnya mereka berjalan terseok-seok, pada saat itulah detik kejatuhan Microsoft sejatinya pelan-pelan mulai berdentang.

Di berbagai sudut dunia, banyak orang menunggu-nunggu kapan sang rakasasa dari Seattle itu pada akhirnya akan jatuh terkapar, dan mati.

http://strategimanajemen.net/2009/11/09/windows-7-dan-parade-robohnya-microsoft/
Read More